Sunday 20 November 2011

Asy-Syams -menentukan jalan hidup


Saudaraku, menentukan jalan hidup adalah perkara besar yang membuat banyak orang kelimpungan (bingung) dan tak tahu harus ke mana dia melangkah. Padahal, ilham kepada jiwa tak lepas dari dua pilihan fujur (dosa) atau TAKWA. Sebagaimana yang ALLAH تعاﱃ nyatakan dalam ayat (artinya),
    Maka ALLAH mengilhamkan kepadanya jalan kefajiran dan ketakwaannya.(asy-Syams [91] : 8)
Ibnu Abbas رضي الله عنه menerangkan bahwa makna ayat ini; ALLAH menjelaskan kepada jiwa kebaikan dan keburukan. Tafsiran serupa juga disebutkan oleh Mujahid, Qatadah, adh-Dhahak dan ats-Tsauri. Sedangkan Sa’id bin Jubair mengatakan, “Artinya ALLAH mengilhamkan kepadanya kebaikan dan keburukan.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim, 8/321).

Orang yang beruntung bukanlah yang melepaskan kendali dirinya dan menuruti bisikan hawa nafsu. Akan tetapi sosok yang akan menjadi pemenang adalah yang berjuang membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran dosa. ALLAH تعاﱃ berfirman,
    Sungguh beruntung orang yang menyucikannya. Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.(asy-Syams [91] : 9-10)
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud ayat di atas adalah keberuntungan itu akan didapatkan oleh orang yang membersihkan dirinya dari dosa-dosa dan menyucikannya dari berbagai perbuatan tercela serta melembutkannya dengan taat kepada ALLAH, mengangkatnya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 926)
Maka untuk memiliki jiwa yang tangguh dan bertahan di atas jalur TAKWA seorang manusia harus meminta keteguhan dan taufik serta pertolongan Rabbnya. Sebagaimana yang diajarkan oleh صلیﷲ علیﻪ و سلم dalam sebuah untaian doa yang indah,


    Ya ALLAH, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, sifat pengecut dan pelit, pikun dan siksa kubur. Ya ALLAH, karuniakanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan sucikanlah ia sebab Engkaulah satu-satunya yang bisa menyucikannya. Engkaulah penolong dan tuhannya. Ya ALLAH, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim dalam kitab adz-Dzikr wa Du’a wal Istiqghfar wa Taubah, hadits no. 2722)

No comments:

Post a Comment