Sunday 20 November 2011

Asy-Syams -penyucian jiwa




Salah satu hakikat yang ditegaskan Al Quran Al karim adalah penyucian jiwa.

sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
(QS. asy-Syams [91] : 9)


dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(QS. asy-Syams [91] : 10)


Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
(QS. al-A’la [87] : 14)


dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.
(QS. al-A’la [87] : 15)


Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
(QS. al-Anfal [8] : 29)


Nabi SAW selalu berdzikir pada Allah di setiap waktu. Shalat dan membaca Al Quran dalam shalat adalah sumber hiburan, kesenangan dan kelapangan di dadanya. Diamnya adalah berfikir, bicaranya adalah dzikir dan memandangnya adalah usaha untuk mengambil pelajaran.

Para sahabat berusaha keras untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehingga ia menjadi realita yang hidup. Kehidupan dunia merupakan perjalanan yang lama dan penuh rintangan sementara banyak tugas yang harus ditunaikan. Syaithan selalu berjalan mengiringi dan tidak akan pernah mau berhenti mengiringi setiap langkah menuju Allah.

Umar Ra pernah berkata kepada Sa’ad bin Abi Waqqash,
“ bertaqwalah kepada Allah dalam kondisi apappun karena dosa dan maksiat suatu pasukan lebih mengkhawatirkan dari musuh itu sendiri. Pertolongan Allah SWT datang kepada orang Islam karena kemaksiatan musuh kepada Allah”.

Taqwa dan sabar dalam perjalanan adalah bekal utama. Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya yang bersegera menuju-Nya.

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
(QS. Ali Imran [3] : 120).


Meninggalkan atau mengabaikan atau meremehkan usaha mensucikan diri adalah bentuk ketidakbersyukuran atas nikmat yang Allah SWT berikan.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(QS. Ibrahim [14] : 7)


Jadilah orang- orang beruntung yang selalu mensucikan dirinya dengan tidak lupa meminta pada Allah SWT agar selalu diberi kemudahan untuk taqwa pada-Nya dimanapun dalam kondisi apapun.

WaLlahu a’lam bi shawab

No comments:

Post a Comment